VgakjcL_zpshozo8vbx[1].jpg

Title: When I Need You The Most

Genre: friendship, angst

Language: Bahasa Indonesia

Author’s notes: I’m suck at making title, so bear with it 🙂

 

~~~Alurnya aku buat mundur ya. Jadi jangan bingung nanti kalau apa yag terjadi sebenarnya belum diketahui~~~

“Kita akan melakukan undian untuk pemilihan kamar dan roommate baru,” kata Nayoung saat mereka bersepuluh duduk bersama di ruang tengah. Waktu menunjukkan pukul lima sore. Mereka bersepuluh sedang makan patbingsoo yang dibawakan Sejeong sambil menonton acara kuis di TV. Well, Sejeong dan Sohye menonton TV, sementara yang lain melakukan hal-hal random di sofa dan lantai. Hanya Chaeyeon yang sedang syuting drama yang tidak hadir, dan dia berjanji akan sampai di dorm sebelum makan malam.

“Pindah kamar?” Mina menjerit heboh. Seolah-olah itu adalah hal paling tidak masuk akal yang didengarnya hari ini. Nayoung mengabaikannya.

“Kenapa Nayoungah? Kenapa kita harus pindah kamar? Kita kan tinggal tiga bulan lagi bersama,” Chungha menimpali dengan pertanyaan yang lebih masuk akal. Mina menoleh padanya dan memberi tatapan itu-yang-aku-maksud.

“Dan kita juga harus memindahkan barang, Unnie?” Jieqiong ikut menimpali. Wajahnya sudah menunjukkan betapa merepotkannya memindahkan barang-barang mereka yang sangat banyak itu.

Nayoung tetap tenang sambil memakan patbingsoo-nya. Tidak terpengaruh dengan protes di sana-sini.

Yoojung yang duduk di sofa paling ujung sendiri, dari tadi berusaha mengikuti acara TV namun berkali-kali menyerah karena kebosanan, memilih untuk menonton drama baru di sebelahnya ini. Dia sebenarnya ingin ikut protes. Dia setuju dengan Jieqiong. Mereka semua sudah sangat kelelahan dengan syuting dan latihan untuk comeback. Belum lagi sekolah. Tidak perlu ditambahi lagi dengan memindahkan barang ke kamar lain. Yoojung bergidik sendiri membayangkan barang-barangnya yang sudah menggunung. Sebagian besar merupakan hadiah dari para fans. Manajernya pernah menyuruh mereka untuk membuang saja sebagian hadiah-hadiah itu. Tapi mereka tidak mau karena merasa pemberian fans sangat berarti.

“Ini adalah permintaan dari beberapa member. Dan aku rasa ini juga perlu untuk membuat awal baru yang berbeda sebelum kita comeback,” Nayoung akhirnya menjawab setelah dipandangi Jieqiong dengan tatapan menuntut.

Seketika tatapan Jieqiong berubah menjadi cemberut. “Siapa orangnya yang meminta pindah kamar itu?”

“Aku tidak perlu mengatakannya,” kata Nayoung tenang. Tapi meskipun begitu, tatapannya jatuh ke sosok tinggi kurus yang sedang sibuk memilih menu makan malam di iPad-nya bersama Yeunjung dan Somi. Nayoung memang adalah Stone Nayoung yang expressionless. Tapi dia juga adalah seseorang yang tidak bisa berbohong dan menyembunyikan rahasia. Tatapan sekilasnya pada Doyeon membuat Yoojung tahu siapa yang meminta untuk pindah kamar. Tapi Jieqiong dan Mina yang sedang sibuk mengeluh kepada Nayoung tidak menyadarinya. Jieqiong dan Mina sibuk memohon-mohon agar mereka berdua tidak perlu pindah. Jieqiong bahkan mengatakan bahwa dia sudah terikat dengan kasurnya dan tidak bisa dipisahkan lagi.

Nayoung tidak memedulikan permohonan mereka.

Yeorabun!” dia bersorak. Kepala-kepala menoleh kepadanya. Sejeong dan Sohye yang sepertinya dari tadi benar-benar terpaku dengan acara TV, juga Yeunjung, Doyeon dan Somi yang tadi sibuk bertengkar apakah mereka akan memesan ayam, jajangmyun atau pizza─dan akhirnya memutuskan, seperti biasanya, memesan ketiganya saja.

“Kita akan mengubah formasi kamar dan roommate. Aku sudah bicara dengan Manajer-nim dan dia setuju dengan hal ini. Kita tidak perlu langsung memindahkan semua barang. Pindahkan saja barang-barang penting dulu,” Nayoung berkata dengan suara lembutnya, dengan nada yang tidak bisa dibantah siapapun, bahkan oleh Jieqiong yang biasanya menjadi pembantah nomor satunya.

“Aku setuju dengan Nayoung-unnie!” sorak Sejeong antusias dengan gaya ahjussi-nya.

“Itu karena Unnie tidak suka tidur di tempat tidur atas kan?” Jieqiong memindahkan sasaran kekesalannya ke Sejeong. Sejeong mengirimkan kecupan jarak jauh kepadanya sambil mengedip genit. Jieqiong memonyongkan bibirnya kesal.

“Aku juga setuju! Aku mau kamar yang dekat dapur!” sorak Sohye sambil cengar-cengir. Mina langsung menepuk lengannya setuju dan duo shiksin itu cekikikan bersama.

Wajah Jieqiong tambah suram dan dia mengatakan sesuatu yang bagi Yoojung terdengar seperti “Penghianat!” kepada Mina.

“Yang lain juga setuju, kan?” seperti biasa, Sejeong mengambil alih posisi ketua kalau dia rasa Nayoung sudah kerepotan menghadapi para beagle ini. Nayoung pernah berkata bahwa dia lebih suka OT11 daripada OT7 karena perbandingan orang yang pro ke dia lebih banyak. Sejeong dan Chaeyeon hampir selalu berada di pihak Nayoung, sama dengan Chungha. Sementara maknae line hampir selalu sama dengan Jieqiong, membuat Nayoung sakit kepala saja.

“Kalian bertiga tidak setuju, kan?” sekarang Jieqiong mengancam bertanya pada trio pemilih makan malam.

“Aku juga setuju!” Yeunjung menjawab ceria. Jieqiong melotot padanya, Yeunjung membalasnya dengan tatapan polos tidak bersalah.

Somi mengangkat tangan, “Kita kan libur hari Kamis depan. Barang-barang boleh dipindahkan hari itu saja, Unnie?”

“Tentu saja,” jawab Sejeong dengan tatapan keibuan yang sangat jarang diperlihatkannya. Biasanya dia penuh dengan aura kebapakan.

“Aku setuju kalau begitu. Semoga aku dapat tempat tidur Nayoung unnie!” Somi berkata semangat sambil bertepuk tangan.

Jieqiong terlihat semakin frustasi. Sekarang kedudukan Nayoung 7 – 1 Jieqiong.

“Doyeonie, Kau tidak mau kan? Kau tidak mau berpisah dengan Yoojungie, kan?” Jieqiong berkata membujuk pada Doyeon.

Yoojung melihat Doyeon agak terkejut dengan pertanyaan Jieqiong, tapi dia segera menguasai diri, “Aku juga ingin pindah ke tempat tidur bawah, unnie.”

“Yeaah!” Yeunjung memeluknya heboh. “Kita ambil tempat tidur Nayoung-unnie dan Chungha-unnie ya!”

“Aku sudah pesan tempat tidur Nayoung-unnie!” Somi protes kepada Yeunjung.

Yeunjung akan membela diri, tapi segera dipotong oleh Jieqiong.

“Uri Yoojungie, Kau tidak setuju kan? Akan sangat menyusahkan kalau Kau mendapat tempat tidur di atas, iya kan?”

“Sudahlah Kyulkyungah, Kau sudah kalah suara,” kata Chungha dengan nada lelah. Dia sudah berbaring dengan kepala di paha Mina. Jelas sekali ingin pertemuan ini segera usai dan segera tidur ke kamar sampai jam makan malam.

“Chaeyeon-unnie juga belum ditanyai!” Jieqiong masih berusaha mempertahankan pendapatnya. Chungha memberinya tatapan ini-akan-sia-sia saja. Sejeong memandangnya dengan tatapan meledek.

Jieqiong akhirnya menyerah meskipun masih memasang tampang sebal. “Tempat tidurku adalah yang paling strategis di sini,” katanya lemah. Sohye dan Mina menepuk punggungnya dengan kekuatan duo shiksin, membuat Jieqiong langsung batuk-batuk, dan akhirnya berteriak marah lagi.

“Somi-ah, ambil kertas dan spidol,” kata Nayoung.

Somi langsung berlari ke kamarnya dan kembali membawa beberapa lembar kertas. Bersama Doyeon dan Sohye, dia menulisi kertas-kertas itu dan merobeknya menjadi sebelas bagian. Sebagai maknae, mereka bertiga bertanggung jawab untuk melakukan hal-hal seperti ini.

“Buat lima “kamar utama”, tiga “kamar bawah tangga” dan tiga kamar…” Sejeong berkata, dan kebingungan bagaimana menyebut kamar terakhir.

“Kamar Dodaeng!” celetuk Mina.

“Kamar depan,” koreksi Doyeon pelan sambil menuliskannya di kertas. Yoojung merasakan nada getir di suara Doyeon, tapi berusaha mengabaikannya seperti beberapa hari terakhir.

“Jangan lupa buat posisinya. Misalnya “kamar utama tempat tidur Sohye” atau “kamar bawah tangga tempat tidur Mina”,” kata Nayoung.

Setelah ketiga maknae melipat kertas-kertas yang sudah ditulisi itu, masing-masing mengambil satu. Nayoung mengambil dua karena sekalian mewakili Chaeyeon.

“Kita buka sama-sama ya! Satu… dua.. tiga…!” Sejeong kali ini bertindak sebagai MC.

Yoojung membuka lipatan kamarnya dan menemukan tulisan yang sudah sangat dikenalnya, berbunyi “kamar depan tempat tidur Chaeyeon”. Dia segera bersyukur di dalam hati karena tidak perlu repot memindahkan barang.

Di sana-sini terdengar teriakan gembira atau erangan kecewa. Jieqiong terutama langsung mengomel-ngomel karena dia mendapat tempat tidur Doyeon yang lama. “Itu kan kamar yang tidak ada ventilasi ke luar dan menghadap ke ruang laundri! Belum lagi tempat tidurnya di atas! Betisku bisa besar!”

Sedangkan Sohye, membuat Mina iri, mendapatkan tempat tidur lama Nayoung yang awalnya menjadi rebutan antara Somi dan Yeunjung.

“Oke, sekarang kita catat tempat tidur barunya. Sohye-ah, Kau jadi notulen!” Nayoung langsung memberikan perintah dan menunjukkan posisinya sebagai leader. Sohye mengambil kertas yang masih kosong dan spidol dari Somi dan bersiap-siap menulis.

“Mulai dari Sejeongie!”

Sejeong tersenyum lebar sekali, “Kamar utama tempat tidur Somi!”

Somi memandang Sejeong dengan tatapan seolah-olah Sejeong baru saja mengambil miliknya yang paling berharga. Dia tidak terlihat seterpukul itu saat Sejeong mengambil alih posisi pertama di pengumuman ranking pada Produce 101 dulu.

“Mina?”

“Tempat tidur Yoojung.”

Yoojung mencatat dalam hati untuk nanti menawar Mina agar mau menukar tempat tidur dengannya. Dia merasa nyaman dengan tempat tidur tingkatnya yang di bawah dan tahu sebagian besar member lebih suka tempat tidur single seperti punya Chaeyeon.

“Aku tempat tidur Mina!” kata Chungha dengan nada datar, matanya terpejam dan dia terlihat bisa jatuh tidur setiap saat.

“Aku di tempat Yeunjung, Chaeyeonie di tempat Kyulkyungie,” lanjut Nayoung dengan nada sama datarnya dengan Chungha.

“Chaeyeon-unnie akan sering tinggal di dorm DIA kan? Kalau begitu aku bisa tetap di tempat tidur lamaku!” Jieqiong berseru semangat.

“Kita semua akan tinggal di sini mulai sekarang sampai bubar, Kyulkyungah,” kata Nayoung, kali ini dengan sedikit nada simpati. Sepertinya dia mulai agak kasihan dengan Pledis-mate-nya itu.

“Baiklah, aku di tempat tidur Doyeonie,” Jieqiong akhirnya berkata sambil mengangkat tangan tanda menyerah.

“Kau sendiri dimana?” Nayoung menanyai Sohye.

“Aku di tempatmu, unnie,” Sohye menjawab dengan nada bangga.

“Somi?”

“Tempat tidur Sejeong-unnie,” jawab Somi lemah.

“Yeeay, kita tukaran tempat tidur kalau begitu!” Sejeong bersorak gembira, tidak sensitif dengan kondisi Somi yang kecewa. Somi kembali memberinya tatapan tatapan seolah-olah Sejeong baru saja mengambil miliknya yang paling berharga.

“Aku di tempat tidur Sohye! Yeeaa!” Yeunjung berkata ceria.

“Aku di tempat tidur Chungha-unnie,” Doyeon menyambung.

“Yaah, kita tidak sekamar,” Yeunjung berseru kecewa sambil memeluk Doyeon. Doyeon balas memeluknya sambil pura-pura menangis.

Yoojung memperhatikan itu semua dari tempat duduknya. Dari tadi penasaran kemana Doyeon pindah. Separuh hatinya ingin agar Doyeon tidak sekamar dengannya. Tapi separuh lagi ingin agar Doyeon tetap tidur di dekatnya setiap malam.

“Yoojungah! Yah!” dia merasa tangannya dicolek keras oleh Sohye yang duduk di lantai di depannya. “Kau dimana?”

“Di tempat tidur Chaeyeon-unnie,” Somi yang menjawab setelah mengecek catatan Sohye.

“Yoojungie, kenapa melamun? Kau mengantuk?” tanya Sejeong.

Yoojung menggeleng sambil melempar senyum, berharap tidak ada yang memperhatikannya lagi. Syukurlah Sejeong langsung mengalihkan perhatiannya kepada Somi yang menawar untuk tidak pindah tempat tidur dulu malam ini.

“Sudah kan? Kalau begitu aku tidur dulu ya. Bangunkan aku kalau Kalian akan makan malam,” Chungha bangkit dan berjalan ke kamarnya.

Tapi, setelah masuk, Chungha melongok keluar lagi, “Jadi malam ini aku tidur di mana? Di tempat lama atau baru?”

“Aku akan tidur di tempat unnie. Unnie tidur di atas saja malam ini,” Doyeon berseru cepat, dan langsung menambahkan cengiran membujuk kepada Chungha.

“Yah! Bagaimana dengan barang-barangku?” Mina langsung protes.

“Aku akan membantumu memindahkannya,” kata Doyeon.

“Sepertinya Kau ingin sekali cepat-cepat pindah,” komentar Jieqiong,

Sekali lagi Yoojung melihat Doyeon agak terkejut mendengar kata-kata Jieqiong.

“Aku hanya ingin semuanya cepat berakhir, Unnie.”

Yoojung memperhatikan wajah Doyeon saat mengatakannya. Orang lain akan mengira bahwa yang Doyeon maksud adalah memindahkan barang-barang. Namun Yoojung tahu bahwa bukan itu yang dimaksud Doyeon. Dia selalu mengerti Doyeon. Well, paling tidak dia merasa begitu.

 

-to be continued-

Apa alasan Yoojung menuruh Doyeon menjauh? Tunggu di update berikutnya yaa J